Jumat, 24 Februari 2012 - 2 komentar

Lampu Dalam Fotografi


Lampu Yang Sering Digunakan (Lighting) dalam Fotografi  Nama : Tia Teza Martiana
Kelas : X MM 1
Sumber 1
Teknologi foto digital terus berkembang, berbagai alat bantu fotografipun bermacam-macam pula bentuk dan fungsinya. Dalam teknologi digital seperti sekarang, dibutuhkan segala hal yang praktis dinamis tapi bagus. Salah satunya adalah peralatan-peralatan fotografi, dalam hal ini adalah lampu untuk menghasilkan cahaya/lighting buatan (artificial lighting). Saat pertama belajar fotografi, memang sering dibingungkan dengan berbagai peralatan lampu studio. Di sini saya akan sedikit berbagi membahas tentang macam-macam lampu untuk menghasilkan cahaya buatan tersebut. Baik untuk indoor fotografi maupun outdoor fotografi.


            Dewasa ini, untuk menghasilkan cahaya buatan tidak selalu harus menggunakan lampu studio dengan harga yang mahal, strobist sebagai suatu teknik bermain cahaya dengan menggunakan cahaya buatan dari lampu kilat (flash) adalah alternatif yang murah. Meski dengan hasil yang tidak sebagus lampu studio, terbukti teknik ini banyak sekali digemari. Hanya berbekal 2 flash atau lebih sudah bisa membuat cahaya buatan yang menarik, tergantung mengkomposisikan dan pengaturan intensitas cahayanya saja.

            Bahkan sekarang banyak dibuat oleh perusahaan-perusahaan cina alat bantu menyerupai asesoris lampu studio besar semacam, barndoor, honeycomb, standard reflector, snoot, softbox, dan lain-lain namun untuk lampu flash, sehingga kita bisa lebih banyak berkreasi dalam menghasilkan cahaya buatan dari lampu flash ini. Berikut ini sedikit saya bahas tentang asesoris dan macam-macam jenis lampu dan istilahnya.

1. Modelling Lamp

Lampu untuk menghasilkan cahaya yang membantu kita untuk menentukan, melihat arah jatuhnya
bayangan obyek. Biasanya hanya ada di lampu studio. Menyala sebelum lampu digunakan/di
trigger.
2. Standar Reflektor

Berfungsi mengarahkan sinar ke obyek. Cahaya yang dihasilkan sangat kuat dengan sudut
pancaran yang terbatas.

3. Payung Pemantul

Melunakkan cahaya yang datang ke obyek agar lebih merata. Biasanya sinar yang datang ke
obyek terlalu kuat dan menghasilkan bayangan pekat. Sifat cahaya yang dihasilkan kontras
masih tinggi, kuat sinar berkurang 1-2 stop, sudut pancar cahaya luas.

4. Payung Transparan

Memiliki fungsi sama dengan payung pemantul, hanya saja cahaya yang dihasilkan lebih lunak,
merata, dan lembut. Kuat sinar turun 2-3 stop.

5. Softbox


Memiliki sifat melunakkan cahaya, merata, dan menghilangkan bayangan. Kuat sinar berkurang
3-4 stop, pancaran luas.

6. Honeycomb

Penyinaran lebih terarah, memusat, simetris, dan sudut penyinaran dipersempit. Biasanya
digunakan untuk penyinaran pada bagian-bagian tertentu, intensitas cahaya yang dihasilkan
lumayan kontras tergantung ukuran honeycomb (lubang-lubang tawon). Jika ingin melihat hasil
dan perbedaan dari macam-macam honeycomb bisa mereferensi dari blog ‘Om Nicko’.

7. Snoot

Hampir sama dengan honeycomb, namun sifat cahaya yang dihasilkan lebih sempit dan kecil.
Biasanya digunakan untuk hairlight. Kuat sinar turun 5-6 stop. Cocok untuk memunculkan
karakter obyek.

8. Barndoor

Mengarahkan sudut pencahayaan agar lebih terarah pada bagian obyek yang diinginkan dan
tidak menggangu bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan/diperlihatkan. Fungsi lain untuk
menghilangkan efek flare/fog saat lampu berhadapan dengan kamera.

Sebagian besar peralatan tersebut digunakan untuk lampu studio. Namun ada juga yang dibuat khusus untuk strobist mania, ukuran lebih kecil dan digunakan untuk flash/lampu kilat dengan fungsi yang sama layaknya lampu studio profesional.


Sumber 2
Tanpa Cahaya, Fotografi tidak akan berkesan, karena dalam fotografi unsur yang sangat penting adalahcahaya yang dapat menciptakan sebuah gambar, image atau foto. Fotografi sendiri berarti menggambar dengan cahaya. Kita dapat melihat objek, memfokuskan lensa kamera dan menekan rana merekam gambar (shutter) kedalam film semata-mata karena adanya cahaya. Cahaya memberikan informasi tentang struktur bentuk object yang akan difoto. Apa yang kita lihat pada benda adalah akibat dari pantulan cahaya ke benda tersebut yang kita tangkap dengan mata.
Pencahayaan yang diatur dengan baik akan mampu memperlihatkan hasil yang berbentuk 2 dimensi (foto) menjadi seakan 3 dimensi. Cahaya dapat menambahkan mood dalam sebuah karya foto. Kemampuan seorang fotografer dalam mengatur dan menghitung pencahayaan akan menentukan kualitas gambar yang dihasilkan.

I. Studio Foto.
Pada umumnya studio terbagi dalam beberapa jenis menurut kegunaan dan kategorinya.
- stiil life photo studio
- potrait studio
- food photo studio dll.
Fungsi utama dari studio adalah untuk memberikan kemudahan dalam pengaturan cahaya serta objek. Satu-satunya cara adalah memisahkan subject ke dalam ruang dengan penggunaan cahaya yang dapat dikontrol sesuai dengan kemauan kita.
Sumber Pencahayaan Dalam Studio
Sumber pencahayaan dalam studio ada 3 macam.
a. Sinar matahari yang masuk melalui jendela (window lightning). Kekurangan dari hal ini adalah kita harus menghindari sinar langsung ke object dikarenakan susah sekali mengontrol kontrasnya.
b. Lampu Tungsten / Fotoflood
Lampu tipe ini biasanya kita sebut dengan Continous Lightning. Keuntungannya kita akan lebih mudah pengaturannya, apa yang kita lihat akan terlihat sama di foto. Kerugiannya adalah silau, panas, dan berkecepatan lambat.
c.Flash
Berbagai macam jenis flash dapat membantu dalam pemotretan. Bentuk Flash sendiri beraneka ragam.
- Camera Flash
Built-in flash (biasa yg terdapat/dapat ditaruh di kamera pada hotshoe dan/atau pada bracket seperti Metz CT series dll yg dapat dihubungkan dengan kabel syncro ke terminal x sync kamera.
- Monoflash (monoblock/monolight)
Jenis lampu ini adalah jenis yang paling digunakan dimana instrumen penggunaanya berada dalam satu body dan pemakaiannya hanya di pasang ke stop kontak, biasanya jenis ini dilengkapi dengan built in slave yaitu mata yang menangkap sinar flash dari lampu lain sehingga menyalakan flashnya.
- Flashhead with Powerpack / Generator
Alternatif lain dari monoblock adalah powerpack.

Lampu jenis ini terdiri dari 2 bagian :
* Flash Head sebagai sumber cahaya
* Powerpack/Generator sebagai sumber daya.

Bentuknya lebih kecil dari monoblock menjadikan lampu ini lebih fleksibel serta mudah dalam pengaturannya karena instrumen pengaturan tidak terletak pada flash head melaikan sumber dayanya yg dapat diletakkan dekat dengan fotografer.
Satu Powerpack dapat menyediakan daya untuk 2-4 flash head, tergantung pada jenis dan besar daya yg dimiliki yaitu Joule atau Watt per second.
Monoblock dan Flash Head ini mempunyai kelebihan dibandingkan saudara kecilnya Elektronik Flash yaitu memiliki apa yang disebut dengan modelling light atau lampu penuntun yang berfungsi menuntun kita untuk dapat mengatur arah lampu dengan sebaik-baiknya.

Jenis flash lain:
- Light Brush (powerpack dengan ujung yg dapat diganti sehingga menghasilkan cahaya yang kecil dan digunakannya seperti kita menggunakan alat cat airbrush
- Ring Flash (ditaruh seperti filter di depan lensa, efeknya bila diatur sedemikian rupa dapat memberi bayangan tipis disekeliling objek. Biasanya digunakan dalam mikro fotografi)
- Linear Flashtube (flashtube yang berbentuk macam neon, panjang, sering digunakan untuk mencahayai background).
II Pencahayaan Di Studio

Standard pencahayaan dalam studio yang umum dipakai saat ini adalah elektronik flash menggantikan lampu continous atau tungsten lightning.
Keuntungan yang didapat dari Elektronik Flash adalah:
*Dingin, tidak mengeluarkan panas dan cahaya silau secara terus menerus yang mengganggu.
*Kecepatan tinggi sekitar 1/100 - 1/500 second sehingga kita dapat membekukan gerak.

Hal diatas menggantikan kerugian lampu tungsten, tetapi lampu tungsten jg memiliki kelebihan khusus:
*dapat merekam motion blur/streak photography yang dapat digabungkan dengan flash untuk mendapatkan gambar yang tajam diakhir blur akibat gerakan tersebut.
*mengumpulkan quantitas jumlah cahaya yang ideal untuk mendapatkan DOF yg ideal pada pemotretan spt Industrial Photography.

Elektronik Flash dapat melakukan hal yang sama spt multiple flashes dengan catatan.
1 x flash = normal exposure contoh f/number4
2 x flashes = +1 stop f/5.6
3 x flashes = +1.5 stop f/6.7
4 x flashes = +2 stop f/8
dan seterusnya...
tetapi tetap saja akan mudah bila menggunakan tungsten, tinggal menggunakan fasilitas AV, atur diafragma sesuai yg diinginkan dan speed akan otomatis menyesuaikan.

Berdasarkan sifat dasar cahaya, sumber cahaya studio seperti sinar mentari, tungsten dan flash dapat kita:
1. Lembutkan atau disaring agar sumber cahaya jadi lebih lembut atau lebar.
contohnya adalah softbox. Softbox sendiri ada 4 jenis.
*Striplight (dengan ukuran perbandingan panjang x lebar antara 3 : 15 dengan fungsi untuk peroleh refleksi garis yang sempit tetapi memanjang pada pemotretan benda2 yang mengkilat.
*Retangle lite (persegi panjang)
*Bujur sangkar
*Oktalite
2.Konsentrasikan agar sumber cahaya dapat bertambah intensitas, kontras, mudah diarahkan dan tajam.
3.Pantulkan keberbagai bidang yang memantul, ini adalah alternatif lain untuk mendapatkan cahaya yang lebih besar dan lembut tetapi dengan intensitas kekuatan yang lebih kecil dibandingkan disaring. Dapat menggunakan Styrofoam, payung pantul dengan macam warna dasar, bahan yang dibuat khusus untuk reflektor seperti Photoflex Lite Disc.
Untuk menambahkan atau kurangi Intensitas cahaya ada 3 cara :
*Menaikan atau turunkan kekuatan output power dari sumber cahaya.
*Menggeser, mendekatkan atau menjauhkan sumber cahaya dgn objek.
*Menambahkan lensa pada sumber cahaya untuk fokuskan kekuatan cahaya (optical snoot) atau filter/gen ND (netral Density) peredam sinar didepan sumber cahaya.


2 komentar:

Posting Komentar